Mungkin banyak di antara kita yang kurang suka aroma lobak.
Namun, lobak cukup lezat jika sudah diolah
menjadi masakan, soto.
Umbi ini rendah lemak dan karbohidrat, sehingga
bisa masuk daftar menu bagi mereka yang sedang diet.
Lobak juga berkhasiat
sebagai obat, seperti meredakan demam dan sakit tenggorokan.
Tanaman lobak berasal dari
dataran Asia dan Eropa.
Tergolong satu famili dengan kubis, turnip, brokoli,
kale, dan kubis bunga (bloemkol).
Tanaman lobak merupakan sayuran umbi semusim
berbentuk rumput yang dapat ditanam sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun
kemarau.
Tanaman lobak memiliki
batang pendek yang hampir tidak tampak.
Akarnya berupa akar tunggang yang
tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang menyerupai umbi.
Bagian umbi inilah
yang dikonsumsi sehari-hari.
Lobak banyak ditanam di daerah sentra penghasil
sayuran, Cipanas, Cianjur, Lembang, dan Brastagi.
Jenis lobak dapat dibedakan
berdasarkan umur panen, warna, dan bentuk umbi. Berdasarkan umur panennya, lobak
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jenis genjah, tengahan, dan dalam.
Lobak jenis genjah biasanya
dipanen pada umur 25-40 hari. Bila terlambat dipanen, umbi lobak akan menjadi
keras. Contoh varietas yang termasuk jenis genjah adalah early scarlet globe,
cherry belle, commet, cavalier, dan sparkler, yang berumbi bulat.
Lobak jenis tengahan
memiliki umur panen lebih panjang, yaitu 40-60 hari. Contoh varietas yang
termasuk jenis tengahan adalah chartier, white starsburg yang berumbi panjang,
serta golden globe yang berumbi bulat.
Lobak jenis dalam memiliki
umur panen yang paling lama, yaitu 60-80 hari. Contoh varietas lobak yang
termasuk jenis dalam adalah rose, white chunise, ronne black, Spanish, dan
sakurajims.
Berdasarkan warna dan
bentuk umbinya, lobak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu lobak lokal, daikon,
dan radis (radish). Lobak lokal merupakan jenis yang sehari-hari banyak ditemui
di pasaran. Umbinya berwarna putih, bulat memanjang, ujungnya meruncing atau
tumpul seperti singkong.
Panjang umbi sekitar 20 cm
dan berat sekitar 0,5 kg. Rasanya segar dan agak pedas. Bila dipanen lebih
cepat, ukuran umbinya menjadi lebih pendek, sekitar 5-10 cm. Lobak mini inilah
yang di pasaran dikenal sebagai lobak lilin.
Lobak daikon merupakan
lobak hibrida yang berasal dari Jepang yang dewasa ini sudah banyak
dibudidayakan di Indonesia. Umbinya besar (panjang dapat mencapai 60 cm, dan
berat 2 kg), berbau tidak begitu sengak, rasanya agak manis dan tidak getir. Di
Indonesia, daikon biasanya dipanen agak awal, sehingga panjang umbi sekitar
30-40 cm.
Radis (radish) merupakan
lobak jenis luar negeri yang sudah mulai diusahakan di Indonesia. Ukurannya
cukup mungil, dan warna kulit luarnya bervariasi dari merah, kuning, hitam,
atau campuran merah dan putih. Bentuk umbinya bervariasi dari bundar, sedang
dan panjang.
Lobak merupakan sayuran
yang mudah mengalami kerusakan dan penurunan mutu akibat lecet, layu, keriput,
dan busuk. Karena itu, umur panen, cara panen, dan penanganan pascapanen sangat
menentukan mutu lobak.
Lobak jenis lokal dapat
dipanen setelah tanaman berumur sekitar dua bulan sejak tanam. Umbi lobak yang
dihasilkan beratnya antara 200-500 gram, dengan panjang antara 10-20 cm. Bila
pemanenan terlambat, umbinya akan berkayu, kadang pecah, dan rasanya pun
menjadi tak enak, sehingga tidak laku untuk dikonsumsi.
Pemanenan lobak dilakukan
dengan cara mencabut seluruh tanaman dan dalam tanah. Umbi lobak yang telah
dicabut kemudian dibersihkan dari tanah atau akar-akar yang melekat pada umbi,
dicuci dengan air bersih yang mengalir dan langsung ditiriskan.
Pencucian dilakukan untuk
membuang kotoran atau tanah yang melekat pada umbi, sehingga lobak menjadi
tampak putih bersih. Selain itu, pencucian juga bertujuan untuk menurunkan suhu
(precooling), sehingga dapat memperpanjang kesegarannya.
Lobak yang telah
dibersihkan kemudian mengalami sortasi, grading, pengemasan, dan pengangkutan
ke tempat penjualan. Lobak umumnya dijual bersama daunnya, utuh atau dipotong
sebagian. Daunnya dapat dimakan mentah sebagai lalap atau disayur. Umbi lobak
dapat dijadikan sayur atau campuran dalam menumis.
Umbi lobak umumnya berwarna
putih, berasa segar dan agak pedas. Umbi lobak sering digunakan sebagai penawar
rasa terhadap makanan hewani yang mengandung lemak tinggi, sehingga menjadi
berasa lebih enak dan memiliki komposisi gizi yang lebih baik.
Umbi lobak berkhasiat untuk
memperbaiki kerja ginjal, sehingga dapat memperlancar pembuangan air seni. Umbi
lobak juga dapat menghilangkan lendir di kerongkongan, sehingga disarankan
dikonsumsi oleh orang yang sedang demam atau batuk. Lobak dapat dimakan mentah
sebagai lalap, atau dimasak sebagai sup atau soto.
Kandungan utama umbi lobak
adalah air, mencapai 94,1 persen dari total bobotnya. Tingginya kadar air
tersebut menyebabkan umbi lobak sangat mudah menjadi keriput dan busuk selama
penyimpanan. Karena itu, umbi lobak harus dikemas dengan plastik dan disimpan
di lemari pendingin agar daya simpannya meningkat.
Tidak seperti jenis umbi
lain, umbi lobak memiliki kadar karbohidrat yang rendah, yaitu 4,2 g per 100 g.
Rendahnya kadar karbohidrat tersebut menyebabkan rendahnya kadar energi per 100
umbi lobak, yaitu hanya 19 kkal per 100 gram.
Selain itu, umbi lobak juga
rendah kandungan lemak dan protein.
Kondisi tersebut sangat memungkinkan
penggunaan umbi lobak sebagai sayuran yang baik untuk dikonsumsi para pelaku
diet.
Selain zat-zat gizi dan
nongizi yang penting bagi kesehatan tubuh, lobak juga mengandung komponen yang
dapat merugikan kesehatan tubuh, khususnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang
berlebih dalam kurun waktu panjang. Komponen tersebut adalah goitrogen atau
senyawa antitiroid. Senyawa goitrogen dapat menghambat fungsi kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher.
Kelenjar tiroid berfungsi
untuk menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin yang berperan dalam
metabolisme dan pertumbuhan tubuh. Selain itu, kelenjar ini juga berperan dalam
menghasilkan hormon kalsitonin, yang menjaga keseimbangan kadar kalsium dalam
tubuh.
Sistem kerja senyawa
antitiroid adalah sebagai berikut. Mula-mula senyawa antitiroid akan
meningkatkan kadar tiosianat dalam darah. Tiosianat dapat menghambat penyerapan
mineral iodium oleh kelenjar tiroid. Iodium adalah komponen penting yang dapat
memperlancar fungsi hormon tiroksin dan kelenjar tiroid.
Kandungan iodium dalam
tubuh yang menurun tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar
tiroid.
Pembengkakan kelenjar tiroid tersebutlah yang dalam kehidupan
sehari-hari dikenal sebagai gondok.
Hal-hal yang dapat,
dilakukan untuk mencegah terjadinya gondok adalah:
1. Batasi konsumsi atau jangan terlalu sering mengasup makanan yang mengandung senyawa goitrogen atau antitiroid, misalnya lobak.
2. Perbanyak atau imbangi dengan konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, misalnya ikan, keju, susu, dan lain-lain.
1. Batasi konsumsi atau jangan terlalu sering mengasup makanan yang mengandung senyawa goitrogen atau antitiroid, misalnya lobak.
2. Perbanyak atau imbangi dengan konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, misalnya ikan, keju, susu, dan lain-lain.
Pikel lobak dibuat dengan
cara fermentasi umbi lobak menggunakan larutan garam sebagai media. Pikel lobak
biasanya dikonsumsi sebagai penambah selera makan atau penetral makanan-makanan
berlemak (sate, sup, rawon, tongseng, gulai). Fungsi pikel lobak kurang lebih
sama seperti fungsi acar campuran ketimun, cabai, dan bawang merah.
Tahapan pembuatan pikel
lobak adalah sebagai berikut.
Mula-mula umbi lobak dicuci dengan air hingga
bersih. Umbi lobak dikupas dan dipisahkan dari bagian kulit, kemudian
dipotong-potong membujur atau melintang dengan ukuran yang sesuai selera.
Didalam panci disiapkan
larutan garam 10 persen, yang dibuat dengan cara melarutkan 10 persen, yang
dibuat dengan cara melarutkan 100 gram garam dapur dalam satu liter air. Irisan
lobak dimasukkan ke dalam panci yang berisi larutan garam hingga terendam
seluruhnya. Campuran umbi lobak dan larutan garam dipanaskan pada suhu tidak
lebih dari 60 derajat celsius selama 10 menit, kemudian didinginkan.
Selanjutnya wadah ditutup
rapat, dan lobak difermentasi selama beberapa minggu. Selama fermentasi, semua
lobak harus terendam dalam larutan garam.
Setiap minggu ditambahkan
garam sebanyak 0,5 persen (50 gram per liter cairan). Lapisan putih (buih) yang
mengapung di permukaan larutan garam harus secara rutin dibuang. Pikel yang
sudah jadi ditandai oleh penampakan umbi lobak yang telah layu dan berasa serta
berbau asam.
Daun Lobak Kaya Kalsium, Vitamin
A dan C
Tidak hanya umbi, bagian
daun lobak pun dapat digunakan sebagai sayuran. Daun lobak dapat dikonsumsi
sebagai lalap (mentah maupun setengah matang), atau diolah menjadi berbagai
jenis masakan.
Kadar kalsium per 100 gram
daun lobak adalah 140 mg. Kalsium merupakan salah satu mineral makro yang
penting bagi tubuh. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang
dan gigi, transmisi impuls saraf, serta kontraksi otot. Mineral lain yang
terkandung pada daun lobak adalah fosfor dan besi, masing-masing 33 mg dan 3,7
mg per 100 gram bahan.
Kadar vitamin A per 100
gram daun lobak adalah 150 RE. Vitamin A merupakan salah satu vitamin larut
lemak yang penting bagi tubuh. Peran vitamin A antara lain untuk kesehatan mata
(membantu fungsi penglihatan) dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin
A juga berperan penting dalam sintesis protein, sehingga dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Selain vitamin A, daun
lobak jugs kaya akan vitamin C. Kadar vitamin C per 100 gram daun lobak adalah
109 mg. Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen.
Kolagen merupakan senyawa
protein yang memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat,
seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit,
dan tendon (urat otot). Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan
luka, patah tulang, serta perdarahan di bawah kulit dan gusi.
Daun lobak kaya akan
kalsium, dan vitamin C berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium tersebut
dalam tubuh. Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai antioksidan, sehingga
dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker) dan melawan serangan radikal bebas, suatu senyawa penyebab penuaan dini
dan berbagai penyakit degeneratif.
Materi diambil dari Prof.DR. Made Astawan, Ahli Tekonologi Pangan dan Gizi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar